KOMNAS WASPAN : Menjelang batas waktu penyerahan calon Kapolri, nama Komjen Pol Ito Sumardi mengalahkan gaung dua nama yang sebelumnya santer disebut bakal jadi pengganti Janderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Komjen Nanan Sukarna dan Komjen Imam Sudjarwo. Meski tidak menyebut nama secara transparan, sejumlah politisi seperti Ketua Umum Partai Demokrat dan polisiti PDIP Pramono Anung mengarahkan telunjuk kepada Ito Sumardi sebagai calon Kapolri yang akan diajukan ke DPR.
Disebut Calon Kapolri, Ito Sumardi Kaget
VIVAnews - Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Ito Sumardi, mengaku kaget namanya disebut-sebut sebagai nama calon Kapolri yang dikirimkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Dewan Perwakilan Rakyat.
"Ya saya kaget dengar isu semacam itu. Saya mendengar dari teman-teman media yang bertanya sama saya," kata Ito Sumardi saat dihubungi, Senin 4 Oktober 2010.
Ito pun mengaku sama sekali tak mengetahui isu yang menyebut dirinya sebagai calon Kapolri. Pasalnya, lanjut dia, Polri sendiri sejauh ini tidak mengajukan dirinya sebagai salah satu calon. "Sama sekali tidak tahu. Kan yang diajukan selama ini Pak Imam Sudjarwo dan Pak Nanan Soekarna," kata dia.
Ito juga tidak pernah dipanggil oleh Presiden terkait pencalonan Kapolri. Apalagi, lanjut dia, diajak berbicara terkait calon Kapolri. "Saya tidak pernah dipanggil soal ini, apalagi membicarakannya," kata dia.
Namun demikian, dirinya mengaku siap apabila Presiden SBY benar-benar memilihnya sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri yang memasuki masa pensiunnya Oktober ini. "Saya ini kan prajurit. Apapun juga perintah atasan, akan saya laksanakan secara optimal tentunya," kata dia. "Tapi kan ada atasan saya, Pak Kapolri, dan saya harus mohon doa restu dari beliau."
Kabar soal penyerahan nama calon Kapolri semakin kencang menjelang berakhirnya 3 Oktober 2010, yang disebut-sebut sebagai tanggal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan namanya ke Dewan Perwakilan Rakyat. Beberapa waktu belakangan ini, nama yang beredar adalah Komisaris Jenderal Imam Sudjarwo dan Komisaris Jenderal Nanan Soekarna.
Namun satu nama justru muncul di tengah beredarnya dua nama yang belakangan kerap digunjingkan. Dalam akun twitternya, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, menegaskan nama-nama calon Kapolri yang beredar
"tidak diasuransikan."
"Yang akan jadi adalah yang tidak banyak diperbincangkan. Yang penting adalah yang terbaik," ujar Anas dalam akun twitternya.
Dalam akun twitternya sebelumnya Anas juga menyinggung bahwa yang akan menjadi Kapolri adalah yang tidak melakukan safari. "Kapolri bukan figur politik, tetapi profesional yang tegak lurus loyalitasnya kepada negara."
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Pramono Anung, melalui akun twitternya @pramonoanung menuliskan "Kapolrinya... Pernah menjadi Kapolwil Surabaya...." Selanjutnya, dia menuliskan, "Kapolda 2 kali di Sumatera... Dan... Sdh nunggu besuk saja...."
Pernyataan dua politisi itu menimbulkan teka-teki baru seputar calon Kapolri pengganti BHD. Bila mengacu pada pernyataan Anas Urbaningrum dan Pramono dalam akun twitternya tersebut, sosok Komjen Ito Sumardi lah yang pernah menduduki jabatan-jabatan yang disebutkan kedua politisi itu.
Ito tercatat pernah menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya pada 2001-2003. Ito Sumardi juga pernah dua kali menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah di Sumatera yakni Kapolda Riau menggantikan Brigjen Pol S Damanhuri pada Desember 2005 hingga akhir 2006 dan Kapolda Sumatera Selatan pada tahun 2006 hingga tahun 2008. (umi)
Ito Calon Kapolri? Ini Profilnya
VIVAnews - Istana membuat kejutan. Menjelang batas waktu penyerahan calon Kapolri, nama Komjen Pol Ito Sumardi mengalahkan gaung dua nama yang sebelumnya santer disebut bakal jadi pengganti Janderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Komjen Nanan Sukarna dan Komjen Imam Sudjarwo.
Meski tidak menyebut nama secara transparan, sejumlah politisi seperti Ketua Umum Partai Demokrat dan polisiti PDIP Pramono Anung mengarahkan telunjuk kepada Ito Sumardi sebagai calon Kapolri yang akan diajukan ke DPR.
Di akun twitternya, Anas menuliskan calon Kapolri bukan yang santer disebut-sebut selama ini. Sedangkan Pramono Anung menyebutkan calon Kapolri pernah menjadi Kapolwiltabes Surabaya dan dua kali menjabat Kapolda. Menilik perjalanan karir Ito, petunjuk Pramono mendekati kebenaran.
Ito pernah menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya selama dua tahun untuk kurun waktu 2001 hingga 2003. Dia juga pernah menjabat Kapolda Riau di tahun 2005-2006 dan Kapolda Sumatera Selatan tahun 2006-2008.
Benarkah petunjuk ini? Pramono meminta semua pihak menunggu kebenarannya hari ini, Senin 4 September 2010.
Jika petunjuk Pramono benar. Ada baiknya menilik siapa Ito Sumardi?
Ito dilahirkan di Bogor, 17 Juni 1953. Ia merupakan lulusan Akabri angkatan 1977. Tak hanya pendidikan di kepolisian, Ito rajin mengikuti perkuliahan hingga berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Padjajaran, Bandung. Sederet gelar pun dia cantumkan dalam namanya, DR.Drs. Ito Sumardi DS. SH, MBA, MM, MH.
Ito mengawali kariernya di Serang pada tahun 1978, juga pernah bertugas di Timor Timur [sekarang Timor Leste] pada 1979-1980. Sejumlah jabatan strategis juga dia lalui. Dia pernah menjabat sebagai Kapolres Karawang pada 1997-1998, lalu Kapolwiltabes Surabaya pada 2001-2003.
Ito dilantik menjadi Kapolda Riau pada Desember 2005 menggantikan Brigadir Jenderal S Damanhuri. Di Riau dia menjabat hinggal akhir 2006.
Lepas dari Riau, Ito menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sumatera Selatan pada 2006-2008 hingga menjabat sebagai Kepala Koordinator Staf Ahli Kapolri. Sebelum didaulat menjadi Kabareskrim, nama Ito pernah disebut-sebut ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sibuk menyusun kabinet 2009-2014.
Namanya juga sempat masuk dalam bursa calon Kapolri, bersama dua jenderal bintang dua lainnya, Inspektur Jenderal Nanan Soekarna yang menjabat Kepala Divisi Humas Polri dan Inspektur Jenderal Timur Pradopo.
Meski terus menanjak, penelusuran VIVAnews, karier Ito Sumardi di kepolisian tidak mulus. Dia pernah terkait kasus judi di Riau ketika Polri menyebut ada jenderal terkait judi togel di Riau, meski itu tak terbukti.
Saat itu, Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Yusuf Manggabarani mengungkap enam perwira tinggi polisi terindikasi terlibat perjudian. "Ada tiga mantan Kepala Polda, tiga mantan Wakil Kepala Polda," kata Yusuf pada 1 Desember 2008. Namun keenam orang ini, belum tentu terlibat membeking perjudian togel, hanya bertanggungjawab secara manajerial.
Namun Ito membantah tudingan tersebut. Ito mengaku ia justru gencar memberantas perjudian di Riau dan menolak tudingan pernah menerima uang dari hasil judi.
Berikut perjalanan karir Ito:
Dansat Sabhara Kores 811 Serang, 1978-1978,
Dansek Taktakan Kores 811 se-Serang, 1978-1978
Kasi Ops Kores 811 Serang, 1978-1978
Dansat Binmas Kores 811 Serang, 1978-1979
Kasi Ipp Kores 811 Serang 1979-1979
Dansat Reserse Kores 811 Serang, 1979-1980
Dansek Baucau Res 15.3.2 Tim-Tim, 1979-1979
Kasi Intel Res 15.3.1 Dilli Tim-Tim, 1979-1979
Kasi Ppko Polwil 15.3 Tim-Tim, 1979-1980
Ajudan Deputi Kapolri/Wakapolri, 1980-1982
Kasubdis Krim Um Res Metro 701 Jakpus, 1982-1983
dan Kasubdis Krim Sus Res Metro 701 Jakpus, 1983-1985
Kassubag Kuliah Opsjarlat PTIK, 1986-1989
Instruktur Pusdik Lantas Polri, 1989-1990
Kasat Lantas Wil Jakarta Pusat, 1990-1992
Wakasat Patwal Ditlantas Polda Metro Jaya, 1992-1993
dan Kasat Lantas Polwiltabes Bandung, Jabar, 1993-1996
Kabag Regident Ditlantas Polda Jabar, 1996-1996
Dan Kontingen Garuda XIV/11 PBB, 1996-1997
Kapolres Karawang, 1997-1998
Sesdit Lantas Polda Jatim, 1998-1998
Kadit Lantas Polda Aceh, 1998-1999
Kadit Lantas Polda Jateng, 1999-2000
Kapolwiltabes Surabaya, 2001-2003
Irwasda Polda Bali, 2003-2004
Direktur Samapta Babinkam Polri, 2004-2005
Dan Satgas Ops Tsunami I, 2004-2005
Dan Satgas Pengamanan Aceh Monitoring Mission, 2005-2006
Direktur Pam Obsus Babinkam Polri, 2005-2005
Kapolda Riau, 2005-2006
Kapolda Sumsel, 2006-2008
Koordinator Staf Ahli Kapolri, 2008-2009.
Kabareskrim, 2009-sekarang
Pendidikan :
Akabri tahun 1977,
PTIK pada tahun 1986.
Pendidikan perguruan tinggi bidang hukum tahun 1996
Pendidikan pascasarjana (bisnis administrasi) 1997
Pendidikan pascasarjana (manajemen sumber daya manusia) tahun 1999
Pendidikan pascasarjana hukum pidana dan tahun 2005 meraih gelar doktor hukum pidana dari Universitas Padjadjaran Bandung