KOMNAS WASPAN : Rapat paripurna DPR di Jakarta, Senin (27/9) menyetujui Laksamana TNI Agus Suhartono untuk ditetapkan sebagai Panglima TNI menggantikan Jendral TNi Djoko Santoso. DPR menilai track record Agus yang saat ini menjabat sebagai KSAL baik, demikian pula dengan visi dan misinya jika ditunjuk sebagai Panglima TNI.
VIVAnews - Laksamana Agus Suhartono telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia yang baru. Laksamana Agus Suhartono pun mengucap syukur karena seluruh proses mulai dari fit and proper test di komisi I hingga persetujuan di Paripurna DPR dapat dilalui dengan baik.
"Saya bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa karena proses ini dapat dilalui sebaik baiknya," kata Agus Suhartono usai sidang paripurna menyetujui pengangkatan Kepala Staf Angkatan Laut itu sebagai Panglima TNI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 27 September 2010.
Agus menyatakan prioritas TNI ke depan mewujudkan cita-cita Tri Matra TNI yang terpadu. "Mengenai prioritas, sama seperti apa yang saya sampaikan di komisi I, adalah bagaimana kita melaksanakan doktrin Tri Matra terpadu, itu yang paling penting," kata Agus.
Menyoal masalah pengamanan daerah perbatasan, Agus menekankan bahwa TNI akan tetap mengamankannya dengan seluruh kemampuan yang ada baik darat, udara, maupun maritim. "Kami akan tetap mengamankannya sesuai dengan kegiatan operasi yang kami lakukan sekarang ini. Dan tentu semuanya akan didukung oleh ketiga angkatan dengan sebaik baiknya," kata Agus.
Ketika ditanya mengenai bagaimana upaya peningkatan kesejahteraan prajurut, Agus menyatakan bahwa hal itu akan diupayakan sesuai mekanisme. "Itu mekanismenya akan ada tersendiri, kita akan mengikuti mekanisme yang nanti akan diputuskan," kata Agus.
Sebelumnya, DPR dalam telah mengetuk palu untuk mengesahkan dan menyetujui laporan Komisi I mengenai pengangkatan dan pemberhentian panglima TNI. "Dengan disetujuinya laporan Komisi I, maka dengan demikian dewan telah menyetujui pengangkatan dan pemberhentian panglima TNI," kata Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso selaku pimpinan sidang paripurna.
"Selamat kepada Laksamana Agus Suhartono yang telah secara bulat disetujui oleh dewan untuk diangkat sebagai panglima Tentara Nasional Indonesia," ujar Priyo.
"Kalau keputusan politik nanti memutuskan TNI harus memilih, ya kami akan menyiapkan," kata Agus Suhartono di Gedung DPR, Jakarta, Senin 27 September 2010.
Agus menambahkan, TNI akan menyiapkan secara internal kedewasaan diri untuk berpolitik. Selain itu diharapkan juga kedewasaan politik eksternal atau parpol di luar sana agar tidak menarik-narik TNI yang dapat mempengaruhi netralitas TNI.
"Tidak hanya menyiapkan internal tapi eksternal juga akan kami siapkan. Internalnya, TNI kedewasaan berpolitiknya agar tetap netral tentu harus kami bina. Di sisi lain di luar, agar partai-partai politik juga tidak menarik-narik TNI," kata Agus.
Hak pilih bagi personel TNI merupakan wacana yang dilempar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk diminta kajian kepada Panglima TNI. Wakil rakyat sendiri masih berpolemik mengenai usul ini, apakah bisa dimasukkan dalam revisi Paket Undang-undang Politik.(ywn)
VIVAnews - Laksamana Agus Suhartono telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia yang baru. Laksamana Agus Suhartono pun mengucap syukur karena seluruh proses mulai dari fit and proper test di komisi I hingga persetujuan di Paripurna DPR dapat dilalui dengan baik.
"Saya bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa karena proses ini dapat dilalui sebaik baiknya," kata Agus Suhartono usai sidang paripurna menyetujui pengangkatan Kepala Staf Angkatan Laut itu sebagai Panglima TNI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 27 September 2010.
Agus menyatakan prioritas TNI ke depan mewujudkan cita-cita Tri Matra TNI yang terpadu. "Mengenai prioritas, sama seperti apa yang saya sampaikan di komisi I, adalah bagaimana kita melaksanakan doktrin Tri Matra terpadu, itu yang paling penting," kata Agus.
Menyoal masalah pengamanan daerah perbatasan, Agus menekankan bahwa TNI akan tetap mengamankannya dengan seluruh kemampuan yang ada baik darat, udara, maupun maritim. "Kami akan tetap mengamankannya sesuai dengan kegiatan operasi yang kami lakukan sekarang ini. Dan tentu semuanya akan didukung oleh ketiga angkatan dengan sebaik baiknya," kata Agus.
Ketika ditanya mengenai bagaimana upaya peningkatan kesejahteraan prajurut, Agus menyatakan bahwa hal itu akan diupayakan sesuai mekanisme. "Itu mekanismenya akan ada tersendiri, kita akan mengikuti mekanisme yang nanti akan diputuskan," kata Agus.
Sebelumnya, DPR dalam telah mengetuk palu untuk mengesahkan dan menyetujui laporan Komisi I mengenai pengangkatan dan pemberhentian panglima TNI. "Dengan disetujuinya laporan Komisi I, maka dengan demikian dewan telah menyetujui pengangkatan dan pemberhentian panglima TNI," kata Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso selaku pimpinan sidang paripurna.
"Selamat kepada Laksamana Agus Suhartono yang telah secara bulat disetujui oleh dewan untuk diangkat sebagai panglima Tentara Nasional Indonesia," ujar Priyo.
Laksamana Agus: Diberi Hak Pilih, TNI Bersiap
VIVAnews - Laksamana Agus Suhartono selaku Panglima Tentara Nasional Indonesia yang baru terpilih menyatakan bahwa hak pilih TNI tergantung pada kebijakan atau keputusan politik ke depan."Kalau keputusan politik nanti memutuskan TNI harus memilih, ya kami akan menyiapkan," kata Agus Suhartono di Gedung DPR, Jakarta, Senin 27 September 2010.
Agus menambahkan, TNI akan menyiapkan secara internal kedewasaan diri untuk berpolitik. Selain itu diharapkan juga kedewasaan politik eksternal atau parpol di luar sana agar tidak menarik-narik TNI yang dapat mempengaruhi netralitas TNI.
"Tidak hanya menyiapkan internal tapi eksternal juga akan kami siapkan. Internalnya, TNI kedewasaan berpolitiknya agar tetap netral tentu harus kami bina. Di sisi lain di luar, agar partai-partai politik juga tidak menarik-narik TNI," kata Agus.
Hak pilih bagi personel TNI merupakan wacana yang dilempar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk diminta kajian kepada Panglima TNI. Wakil rakyat sendiri masih berpolemik mengenai usul ini, apakah bisa dimasukkan dalam revisi Paket Undang-undang Politik.(ywn)
Laksamana Agus Harap TNI Ikut Berantas Teror
VIVAnews - Panglima Tentara Nasional Indonesia terpilih, Laksamana Agus Suhartono, menyatakan mendukung peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pemberantasan teror di Indonesia. Menurut Agus, sangat baik jika pemberantasan terorisme melibatkan TNI karena memang memiliki kemampuan dalam penanggulangan teror.
"Saya sangat berharap kalau nanti keputusan politiknya kami dilibatkan di situ sebagai bagian penanggulangan teror," kata Agus di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 27 September 2010.
BNPT merupakan badan pemerintah yang merupakan kerjasama TNI dan Polri dalam pemberantasan terorisme. Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Polri, Komisaris Besar Marwoto Soeto, menjelaskan, BNPT adalah payung, dan dalam penanggulangan teroris nanti polisi dibantu TNI.
“TNI kan punya pasukan elite. Ada Den Jaka, Den Gultor 81 Kopasus, Den Bravo. Nanti kalau dalam tugasnya polisi merasa perlu dibantu, mereka bisa minta bantuan kepada TNI melalui BNPT,” kata Marwoto pada Minggu kemarin.
Seperti diketahui Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang segera akan digantikan Agus Suhartono menawarkan bantuan kepada Polri mengatasi teroris. Namun, kata Djoko pada Jumat lalu, TNI belum mendapat permintaan dari Polri.
Masalah Papua
Ketika ditanya mengenai penanggulangan masalah di Papua, Agus Suhartono menyatakan bahwa TNI tetap komitmen memakai pendekatan hak asasi manusia. "Soal Papua, yang tadi diminta adalah pendekatan HAM, TNI berkomitmen untuk tetap meningkatkan, tentang hak asasi manusia itu," kata Agus.
Agus berharap ke depan situasi di Papua akan semakin membaik seiring meningkatnya cara penanganan masyarakat oleh TNI. "Di masing masing matra itu telah memiliki cara pelatihan untuk peningkatan hak asasi manusia, bagaimana cara bertempur, bagaimana cara menanggani masyarakat dan sebagainya. Dengan latihan terus menerus saya yakin kedepan akan lebih baik," kata Agus.
Namun menyoal penanganan masalah perbatasan dengan Malaysia, Agus menyatakan hal itu harus terus dicermati. "Itu tentu akan terus kami cermati, dan kami akan melakukan tindakan yang terukur," kata Agus. Terukur yang dimaksud Agus adalah, "tidak bisa gebyah uyah, tidak bisa secara hitam putih."